Konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) bulan ini akan menembus 400 bagian per juta. Konsentrasi setinggi itu terakhir kali pada era Pliocene, 3-5 juta tahun silam. Tingkat konsentrasi itu juga melampaui batas konsentrasi yang dinilai membahayakan yang jadi basis perundingan konferensi perubahan iklim tingkat global.
Dua alat di Mauna Loa, Hawaii, Amerika Serikat, menunjukkan konsentrasi CO2 mencapai 400,03 ppm, Kamis (9/5/2013). Demikian laporan versi Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional AS (NOAA), Jumat, di Washington.
Gas karbon dioksida merupakan salah satu jenis dari gas rumah kaca yang menahan radiasi panas di atmosfer yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Gas CO2 paling banyak dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil.
”Temuan ini penting karena menandai peningkatan menerus gas karbon dioksida di atmosfer,” kata James Butler dari NOAA.
Beberapa peralatan di Arktik mencatat konsentrasi CO2 melampaui 400 ppm, lebih dari setahun lalu. Menurut Butler, berdasarkan data itu, konsentrasi rata-rata global bisa melampaui batas 400 ppm tahun depan.
”Kita akan mencapai konsentrasi gas karbon dioksida 450 ppm hanya dalam beberapa puluh tahun ke depan. Ini mengingatkan kita betapa tak terkontrolnya percobaan pada planet ini,” ujar Michael Mann, ahli iklim dari Pennsylvania State University.
Selama ini, sejumlah ahli menyatakan konsentrasi CO2 perlu ditahan pada tingkat konsentrasi 350 ppm. Konsentrasi setinggi itu syarat menahan kenaikan temperatur atmosfer bumi 2 derajat celsius—dari suhu praindustri— pada abad ini. Makna konsentrasi 400 ppm, ada 400 molekul dalam sejuta molekul di udara.
Pengamatan gas CO2 dilakukan menerus sejak Maret 1958 di Gunung Mauna Loa, Hawaii. Pencatatan gas didokumentasikan dalam grafik Keeling Curve—diambil dari nama Charles Keeling yang pertama kali melakukan observasi CO2 di Mauna Loa pada 1958. Konsentrasi saat itu 317 ppm. Sejak itu, hasil pencatatan menunjukkan peningkatan cepat.
Kompas.com
ABOUTAUTHOR
Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar