ewat penelitian ini, ilmuwan bisa memahami bagaimana Mars berubah dari planet yang kaya air menjadi habitat yang kering dan dingin.
Ilustrasi. (Thinkstock)
Astronomy Event - Satu lagi tugas penting berhasil dilakukan oleh Curiosity, robot
canggih yang tengah menjelajah Mars. Ia membuktikan bahwa meteorit yang
kadang mampir ke Bumi merupakan asli berasal dari Mars.
Penemuan kunci ini dilakukan dengan cara mengukur atmosfer Mars. Sekaligus menjadi pembuktian bagaimana membedakan antara meteorit dari sumber lain dengan meteorit yang bersumber dari Planet Merah tersebut.
Pengukuran presisi tinggi ini dilakukan dengan menghitung dua bentuk dari gas argon: Argon 36 dan Argon 38. Dihasilkan lewat perangkat Sample Analysis at Mars (SAM) yang terpasang di Curiosity.
Bentuk dari argon yang lebih ringan dan berat ini secara alami ada di seluruh penjuru tata surya. Namun di Mars, rasio argon ringan dan berat cenderung melenceng karena banyak dari atmosfer asli planet tersebut hilang ke angkasa luar. Dengan perbandingan argon yang ringan lebih mudah hilang karena ia berada di bagian teratas atmosfer, ini membuat atmosfer Mars relatif kaya dengan Argon-38.
"Kami benar-benar berhasil," kata Sushil Atreya dari University of Michigan, sebagai pemimpin penelitian yang terbit dalam Geophysical Research Letters, jurnal American Geophysical Union, Rabu (16 Okt 2013). "Pembacaan langsung dari Mars ini menutup semua kasus dengan semua meteorit Mars," tambahnya.
Salah satu alasan para pakar sangat tertarik dengan rasio argon dalam meteorit Mars karena itu merupakan pengukuran terbaik mengenai cara atmosfer Mars menghilang sejak masa awalnya yang lebih hangat miliaran tahun lalu. Dengan mengetahui bagaimana hilangnya atmosfer ini, mereka bisa memahami bagaimana Mars berubah dari planet yang kaya air menjadi habitat yang kering, dingin, dan tak bisa ditempati macam sekarang.
Sumber: National Geographic Indonesia
Penemuan kunci ini dilakukan dengan cara mengukur atmosfer Mars. Sekaligus menjadi pembuktian bagaimana membedakan antara meteorit dari sumber lain dengan meteorit yang bersumber dari Planet Merah tersebut.
Pengukuran presisi tinggi ini dilakukan dengan menghitung dua bentuk dari gas argon: Argon 36 dan Argon 38. Dihasilkan lewat perangkat Sample Analysis at Mars (SAM) yang terpasang di Curiosity.
Bentuk dari argon yang lebih ringan dan berat ini secara alami ada di seluruh penjuru tata surya. Namun di Mars, rasio argon ringan dan berat cenderung melenceng karena banyak dari atmosfer asli planet tersebut hilang ke angkasa luar. Dengan perbandingan argon yang ringan lebih mudah hilang karena ia berada di bagian teratas atmosfer, ini membuat atmosfer Mars relatif kaya dengan Argon-38.
"Kami benar-benar berhasil," kata Sushil Atreya dari University of Michigan, sebagai pemimpin penelitian yang terbit dalam Geophysical Research Letters, jurnal American Geophysical Union, Rabu (16 Okt 2013). "Pembacaan langsung dari Mars ini menutup semua kasus dengan semua meteorit Mars," tambahnya.
Salah satu alasan para pakar sangat tertarik dengan rasio argon dalam meteorit Mars karena itu merupakan pengukuran terbaik mengenai cara atmosfer Mars menghilang sejak masa awalnya yang lebih hangat miliaran tahun lalu. Dengan mengetahui bagaimana hilangnya atmosfer ini, mereka bisa memahami bagaimana Mars berubah dari planet yang kaya air menjadi habitat yang kering, dingin, dan tak bisa ditempati macam sekarang.
Sumber: National Geographic Indonesia
ABOUTAUTHOR
Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar