Ketiga objek ini tengah menuju kematiannya.
Tiga
trio hantu ini diambil menggunakan teleskop Spitzer milik NASA dan
menunjukkan apa yang tersisa dari bintang sekarat yang disebut planet
nebula. (NASA/JPL-Caltech/Harvard-Smithsonian CfA/NASA)
Astronomy Event - Menyambut perayaan Halloween yang jatuh pada 31 Oktober, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis tiga benda langit yang bakal menjadi "hantu". Ketiganya ditangkap melalui teleskop luar angkasa milik NASA, Spitzer.
Ketiga struktur ini disebut sebagai planet nebula yang merupakan materi yang terlempar dari bintang sekarat. Sebagai isyarat kematian, bintang ini terkikis dan tertiup ke luar angkasa. "Kita melihat foto ini sebagai kepekaan terhadap sejarah hilangnya massa bintang dan belajar bagaimana mereka berevolusi selama ini," ujar Joseph Hora dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Cambridge, AS, yang juga kepala penelitian program observasi Spitzer. Ketiga benda langit tersebut antara lain:
Nebula Exposed Cranium
Planet nebula yang satu ini terletak sekitar 5.000 tahun cahaya di konstelasi Vela. Ia merupakan induk dari bintang sekarat yang secara perlahan kehilangan massanya. Bagian dalam dari nebula ini, yang terlihat seperti bubur dan berwarna merah, terbuat dari gas ber-ion. Sementara cangkang hijau bagian luar lebih dingin, terdiri atas molekul hidrogen yang berpendar.
Nebula Hantu Jupiter
Nebula ini dikenal juga sebagai NGC 3242, terletak 1.400 tahun cahaya di konstelasi Hydra. Pencitraan infra merah dari Spitzer menunjukkan bagian luar yang lebih dingin dari bintang sekarat ini dengan warna merah. Sebagai bukti ia tengah menuju kematian adalah adanya bentuk cincin konsentris di sekitar objek, yang merupakan dampak dari material yang terlempar secara periodik.
Nebula Halter Kecil
Nebula planet yang ini dikenal sebagai NGC 650, jaraknya sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Perseus . Ia memiliki bentuk kupu-kupu karena adanya piringan dari material tipis yang berasal dari bagian kiri bawah ke kanan atas.
Adanya angin kencang meniupkan material dari bintang, juga dari bagian atas dan bawah piringan yang berdebu tersebut. Awan yang nampak hijau - merah di sekitarnya berasal dari molekul hidrogen berpendar. Area berwarna hijau lebih panas daripada yang bagian yang hijau.
Sumber: National Geographic Indoensia/NASA
ABOUTAUTHOR
Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar