Welcome to

Astronomy Event

Berita dan Ensiklopedia Alam Semesta
Force = Mass times Acceleration
Join us on

Alasan Mengapa Mars Begitu Dingin

 

Mars (Foto: AllThingsD)
 
Astronomy Event - Para ilmuwan dari Scottish Universities Environmental Research Centre di Skotlandia dan University of Glasgow and the Natural History Museum di Inggris telah menemukan alasan di balik hilangnya karbon dioksida (CO2) di Mars yang membuatnya menjadi dingin dan kering seperti saat ini.

Penelitian membuktikan bahwa Mars telah mengalami proses karbonisasi atau pemanasan tanpa atau dengan sedikit oksigen menjadi gas secara ekstrem. Hilangnya CO2 dari atmosfer Mars pada 4.000 juta tahun yang lalu telah membuat planet merah itu dingin dengan sendirinya.

Akan tetapi, hingga kini penemuan meteorit di Mars bernama Lafayatte masih menjadi teka-teki di benak banyak peneliti dunia. Batu yang diperkirakan terbentuk pada 1.300 juta tahun yang lalu itu mengandung komposisi cairan yang kaya akan mineral karbon (siderit).

Sebab, tim peneliti pun meyakini bahwa siderit terbentuk melalui proses ‘karbonasi’. Di mana, air dan karbon dioksida dari atmosfer Mars direaksikan dengan batuan yang mengandung mineral olvin. Reaksi tersebut kemudian membentuk kristal siderit. Dengan demikian karbon dioksida pada atmosfer planet merah itu diserap dan dikungkung dalam batu itu.

Ya, Lafayette menyimpan karbon dioksida planet tersebut selama 1.300 juta tahun lamanya. Itulah mungkin salah satu alasan mengapa iklim di Mars berubah drastis dari yang mulanya hangat dan ramah untuk kehidupan, menjadi dingin dan tidak mendukung kehidupan.

“Mars pernah memiliki atmosfer tebal yang kaya akan kandungan mineral dan karbon dioksida. Penemuan proses ini sedikit banyak menjawab misteri mengapa iklim di Mars terus memburuk pada 4.000 juta tahun yang lalu,” ungkap salah satu peneliti bernama Dr. Tim Tomkinson.

“Penemuan ini bisa menjadi bahan pelajaran yang penting untuk kita yang ada di Bumi untuk membatasi jumlah akumulasi karbon dioksida di atmosfer Bumi untuk mengurangi dampak perubahan iklim secara ekstrem. Sebab, tidak sedikit kesamaan yang ditemui proses geologi antara planet tetangga dengan Bumi,” lanjutnya.


Sumber: Okezone.com

Share this:

ABOUTAUTHOR

Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar