Welcome to

Astronomy Event

Berita dan Ensiklopedia Alam Semesta
Force = Mass times Acceleration
Join us on

Supernova Baru Terdeteksi di Galaksi Cerutu

Setidaknya ini adalah supernova terdekat lainnya yang dilihat semenjak tahun 1987 saat para pengamat berhasil melihat SN 1987A


Astronomy Event - Ada kejadian menarik bagi pengamat di langit utara yang tak boleh dilewatkan! Target terbaik bagi para astronom amatir. Obyek itu tak lain sebuah kejadian maha dasyat di alam semesta. Ledakan bintang! Yup! Ada bintang meledak di galaksi Messier 82 yang disingkat juga M82! 

Supernova baru ini jaraknya tidak jauh dari Bumi. Hanya 12 juta tahun cahaya! Dekat bukan? Setidaknya ini adalah supernova terdekat lainnya yang dilihat semenjak tahun 1987 saat para pengamat berhasil melihat SN 1987A, supernova yang jaraknya hanya 168000 tahun cahaya di nebula Tarantula di Awan Magellan Besar.

Pengamatan Supernova di M82

Supernova di M82 yang diberi kode PSN J09554214+6940260 tersebut pertama kali ditemukan oleh tim mahasiswa dari University of London Observatory yang dipimpin oleh Dr. Steve Fossey di Messier 82 / M82 aka si Galaksi Cerutu.  

Setelah menemukan supernova di M82, laporan pun dikirimkan ke International Astronomical Union’s Central Bureau for Astronomical Telegrams, untuk diumumkan dan ditindaklanjuti pengamatannya oleh astronom di seluruh dunia. Sebenarnya tidak benar-benar di seluruh dunia, mengingat galaksi cerutu ini hanya tampak di langit utara.

Pengamatan lanjutan yang dilakukan oleh tim Ernesto Guido, Nick Howes & Martino Nicolini dengan menggunakan teleskop milik iTelescope di New Mexico berhasil mengkonfirmasi keberadaan supernova baru tersebut. Konfirmasi keberadaan supernova di M83 juga berhasil dilakukan oleh astronom amatir Robin Scagell dari Inggris menggunakan teleskop di New Mexico dan  astronom Rusia, L Elenin dan I Molotov, dengan teleskop 0.4 meter di Observatorium ISON-NM, Mayhill.

Laporan yang dikirimkan ke International Astronomical Union’s Central Bureau for Astronomical Telegrams masih belum menghasilkan nama resmi bagi sang supernova, namun tampaknya ia akan menyandang nama SN 2014I.

Dalam citra awal yang diambil pengamat, yang tampak adalah sebuah gumpalan terang dalam  cerutu sang galaksi. Menariknya, supernova di M82 tersebut tidak hanya bisa dilihat oleh teleskop besar. Teleskop kecil dan binokuler pun bisa menikmati kehadirannya, meski ia tampak hanya seperti noda.  Setidaknya dengan kecerlangan 11 magnitudo dan sedang mendekati puncak, astronom profesional dan astronom amatir dapat menikmati ledakan maha dasyat di galaksi Cerutu.

Diperkirakan supernova di M82 ini masih akan bertambah cerlang sampai magnitudo 8 dan akan tampak seperti noda jika diamati menggunakan binokuler dan teleskop kecil.  Sayangnya, pengamat di langit selatan tidak akan dapat menikmati fenomena tersebut. Galaksi Cerutu dimana supernova tersebut berada tampak di Rasi Ursa Mayor aka si Beruang Besar aka si Gayung Besar yang hanya bisa dinikmati oleh pengamat di langit utara.

Supernova Tipe Ia

Dalam laporan awal yang diberikan oleh Steve Fossey, spektrum PSN J09554214+6940260 menunjukkan kalau supernova tersebut merupakan Supernova Tipe Ia, yang terjadi sebagai akibat ledakan bintang katai putih. 

Hal menarik lainnya, Galaksi Cerutu dikenal sebagai galaksi yang memiliki laju pembentukan bintang yang tinggi. Artinya sebagian besar bintang yang ada di galaksi ini merupakan bintang muda.  

Jika ada supernova maka yang memungkinkan terjadi adalah ledakan bintang dari keruntuhan inti bintang tunggal bermassa besar. Bintang katai putih merupakan bintang tua yang berasal dari evolusi bintang – bintang bermassa Matahari. Penemuan supernova tipe Ia di galaksi M82 tentunya mengundang rasa ingin tahu lebih lagi terkait kehadiran bintang-bintang tua di galaksi tersebut.

Pada Supernova Tipe Ia, bintang katai putih yang meledak merupakan anggota dari bintang ganda. Mengapa bintang katai putih yang “dingin” ini bisa meledak? 

Dalam interaksinya dengan si bintang pasangan, bintang katai putih akan menarik sejumlah besar materi dari bintang pasangannya.  Saat terjadi transfer materi, massa bintang katai putih tentunya bertambah. Saat massa bintang katai putih mencapai 1,44 massa Matahari maka terjadilah ledakan dasyat yang dikenal sebagai Supernova tersebut. 

Massa 1,44 massa Matahari dikenal juga sebagai limit Chandrasekhar yakni massa maksimum yang bisa dimiliki bintang katai putih. Jika bintang katai putih mencapai limit Chandrasekhar, tekanan di pusat bintang akan mencapai batas ambang dimana inti karbon dan oksigen akan memulai pembakaran yang tidak terkontrol yang memicu terjadinya ledakan.

Supernova Tipe Ia juga dikenal sebagai lilin standar dalam penentuan jarak di astronomi. Artinya, luminositas ledakannya dapat digunakan untuk mengukur jarak obyek dan kunci penting dalam pengukuran alam semesta yang memuai dipercepat. Dan hasil pengukuran itu membawa kesimpulan bahwa pemuaian alam semesta yang dipercepat disebabkan oleh keberadaan energi gelap yang diperkirakan mencapai 70%.  

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang energi gelap, penyebab percepatan pemuaian alam semesta, para astronom harus terus menerus mempertajam pengukuran menggunakan supernova tipe Ia sehingga bisa menghasilkan pengukuran yang lebih presisi.

Permasalahan yang timbul dari pengukuran jarak dengan Supernova Tipe Ia adalah bintang apakah yang merupakan bintang leluhur si supernova dan dampak seperti apa yang ditimbulkan oleh debu pada pengukuran. 

Karena itu, penemuan Supernova di M82 tersebut menjadi hal yang sangat penting. Supernova di Galaksi Cerutu yang dilihat para astronom terhitung masih muda, yang artinya para astronom punya kesempatan untuk bisa menjejak penyebab ledakan. Dan dengan lokasinya yang dekat hanya 12 juta tahun cahaya, Teleskop Hubble sudah memiliki citra galaksi Cerutu jauh sebelum si bintang meledak sehingga para astronom bisa menelusuri dan melihat bintang leluhurnya.

Dalam laporan pengamatan yang diserahkan pada IAU, PSN J09554214+6940260 disebutkan memerah, yang artinya supernova terjadi pada lingkungan yang berdebu. Dengan demikian, para astronom akan dapat menganalisa dampak yang diberikan oleh debu pada warna Supernova dan bisa digunakan untuk mengetahui dampaknya pada pengukuran jarak. Hasil tersebut akan digunakan untuk mengkalibrasi supernova lainnya. Dan voila kita bisa memiliki pengukuran yang lebih tajam!
(Kompas.com/langitselatan.com)

Share this:

ABOUTAUTHOR

Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar