Teori Big Crunch dan Big Chill
Astronomy Event - Sejauh yang kita tahu, 13,8 miliar tahun lalu alam semesta lahir karena ledakan besar yang membuat ruang angkasa mengembang (yang bisa kita sebut teori big bang). 13,8 miliar tahun kemudian, manusia mengetahui bagaimana cara alam semesta lahir dan mencari tahu bagaiamana alam semesta ini berakhir.
Para kosmologis terus mencari tahu bagaimana cara alam semesta berakhir dengan menggunakan teori relativitas Einstein. Kosmologis menyatakan bahwa bagaimana alam semesta berakhir tergantung seperti apa alam semesta kita ini.
Alam semesta kita memiliki 3 bentuk yang secara ilmiah mungkin.Pertama adalah berbentuk bola jika alam semesta melengkung secara positif atau tertutup. Kedua adalah berbentuk seperti pelana jika alam semesta melengkung secara negatif atau terbuka. Dan ketiga adalah berbentuk datar.
Menerut data dari NASA, alam semesta memiliki bentuk datar dengan margin of error sebesar 3%. Maka bisa disimpulkan bahwa alam semesta kita berbentuk hampir datar. Namun, seperti apa bentuk alam semesta, hanya memiliki satu cara untuk berakhir, yaitu Big Crunch atau Big Bounce.
Bagaimana alam semesta berakhir juga tergantung apa komposisi alam semesta itu sendiri. Jadi terbuat dari apa alam semesta kita ini?
Alam semesta kita terdiri dari materi-materi yang bisa kita lihat, seperti planet, bintang, galaksi, nebula, dll. Materi-materi tersebut disebut sebagai materi biasa atau materi baryonic. Kepadatan energi dari materi ini sangatlah kecil, yaitu hanya 5% dari kepadatan energi alam semesta. Jadi apa 95% yang lain itu
Hanya kurang dari 27% dari kepadatan energi alam semesta terbuat dari materi gelap. Materi gelap adalah sebuah materi yang sangat lemah berinteraksi dengan cahaya. Itu berarti materi ini tidak bercahaya atau memantulkan cahaya. Tetapi materi gelap memiliki sifat seperti materi baryonic, yaitu memiliki gravitasi.
Cara untuk mendeteksi materi gelap adalah dengan mengobservasi benda disekitarnya yang terpengaruh oleh gravitasinya dan cahaya yang melengkung karenanya. Ilmuwan terus mencari tahu seperti apa partikel materi gelap.
Tetapi semua itu masih belum memenuhi 100% kepadatan energi dari alam semesta
68% kepadatan energi alam semesta adalah energi gelap yang bahkan lebih misterius daripada materi gelap. Energi gelap bertingkah seperti anti-gravitasi yang berarti menolak semua benda disekitarnya. Sifat anti-gravitasi-nya ini disinyalir merupakan sebab alam semesta mengembang.
Menurut konstan kosmologi, jika alam semesta mengembang, maka energi gelap akan ikut mengembang (membesar) sedangkan materi baryonic dan materi gelap tidak ikut membesar. Sehingga, alam semesta semakin cepat mengembang.
Semakin lama alam semesta semakin didominasi oleh energi gelap, hingga akhirnya alam semesta sangat dingin dan sangat gelap. Bintang-bintang akan kehabisan gas dan berubah menjadi lubang hitam. Setelah sekian sangat lama, lubang hitam itu akan menguap menjadi energi hingga akhirnya menghilang dan alam semesta menjadi dingin dan gelap sempurna. Teori ini disebut sebagai Big Chill.
Dalam teori lain, saat energi gelap semakin mendominasi alam semesta, alam semesta akan mengembah lebih cepat dan lebih cepat lagi. Dan suatu saat kecepatan ekspansi alam semesta hampir hampir mendekati kecepatan cahaya dan materi di dalamnya akan bergerak menjauhi satu sama lain dengan kecepatan tersebut. Hal tersebut menyebabkan materi terurai menjadi partikel subatomik. Teori ini disebut sebagai Big Rip.
Hal diatas adalah teori yang belum tentu benar, karena kita belum tahu sepenuhnya seperti apa bentuk, komposisi dan sifatnya.
Terus terang saja, pengetahuan manusia sangat sangat lemah untuk mengungkap seluruh misteri alam semesta.
ABOUTAUTHOR
Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar