Welcome to

Astronomy Event

Berita dan Ensiklopedia Alam Semesta
Force = Mass times Acceleration
Join us on

Planck Akan Dibuang di Dekat Matahari

Rencananya, hari ini (23 Oktober 2013), Planck akan berhenti beroperasi dan melayang di dunia antariksa selama-lamanya

planck,satelit 
Satelit Planck. (NASA/Wikimedia Commons)
 
Astronomy Event - Wahana antariksa yang sudah berjasa memberi informasi mengenai usia Bumi sekitar 80 juta tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya, Planck, memasuki masa pensiun. Dikatakan Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA), Planck sudah siap dimatikan pada Senin (21 Oktober 2013).

 
Operator misi sudah mengosongkan bahan bakar Planck dan merupakan tahap pertama pensiun dari sebuah wahana. Rencananya satelit ini akan "diparkir" di orbit aman di sekitar Matahari, jauh dari Bumi dan Bulan.

Kemudian pada Rabu (23 Oktober 2013) ia akan berhenti beroperasi dan mulai melayang di dunia antariksa selama-lamanya. "Aksi terakhir seperti sesederhana mematikan pemancar: kita akan menyaksikan bungkamnya Planck dan kita tidak akan pernah menerima sinyal darinya lagi," demikian keterangan manajer operasi pesawat antariksa ESA, Steve Foley.

Foley menambahkan adalah penting untuk tidak lagi menerima sinyal dari Planck karena bisa mengganggu misi baru di masa mendatang. Prosedur ini sendiri sudah pernah dilakukan sebelumnya pada "kakak" dari Planck yakni Herschel pada awal tahun 2013.

Keduanya sama-sama diluncurkan tahun 2009 silam, dengan tugas utama Herschel adalah mempelajari asal-usul bintang dan galaksi. Sedangkan Planck mencari sisa radiasi dari "Ledakan Besar" yang menciptakan jagat raya sekitar 14 miliar tahun lalu.

Planck sendiri dinamai sesuai dengan nama ahli fisika Jerman, Max Planck, yang menemukan teori kuantum. Satelit ini dilengkapi dengan teleskop yang bisa mengukur suhu emisi dari Cosmic Microwave Background (CMB).

Awalnya Planck hanya dirancang untuk survei dengan periode 15 bulan. Tapi nyatanya ia digunakan selama 30 bulan dan sukses menjalani lima survei. "Usaha kami adalah mengusahakan sebuah misi hidup dan berjalan. Jadi mengirimkan perintah untuk mati adalah hal yang sulit," kata Kepala Misi Operasi, Paolo Ferri.

Sumber: National Geographic Indonesia

Share this:

ABOUTAUTHOR

Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar