Welcome to

Astronomy Event

Berita dan Ensiklopedia Alam Semesta
Force = Mass times Acceleration
Join us on

Meteor di Rusia Menyebabkan Gelombang Kejut

Meteor yang menabrak Rusia Februari 2013 lalu ternyata memunculkan gelombang kejut yang mengitari Bumi



Asteroid seberat sepuluh ribu ton yang masuk ke atmosfer Bumi dan mendarat di kota Chelyabinsk, Rusia, pada Februari 2013 lalu ternyata berdampak hebat. Asteroid ini menimbulkan gelombang kejut berkecepatan tinggi yang mengelilingi Bumi hingga dua kali.

Demikian hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters dan dilansir Senin (1/7). Studi berdasarkan laporan dari 20 stasiun pengamat yang tersebar di penjuru dunia. Stasiun ini sendiri dirancang untuk mendeteksi gelombang suara frekuensi ultra rendah dari ledakan tes nuklir.



Tidak disangka, untuk pertama kalinya, stasiun ini mampu merekam gelombang yang dihasilkan ledakan asteroid di Chelyabinsk.

Meteor ini menumbuk atmosfer Bumi pada kecepatan 18,6 kilometer per detik. Dahsyatnya suara ledakan membuatnya terdengar hingga sejauh stasiun pengamat di Greenland dan Antratika.

Meteor ini melesat dalam kecepatan hipersonik, mendekati Mach 60. Ia mengalami peningkatan tekanan udara saat memasuki atmosfer Bumi yang lebih padat. Hingga akhirnya meledak di ketinggian 23 kilometer di atas bola dunia.

Ratusan keping menghujani planet kita. Dengan kepingan terbesar mencapai bobot setengah ton. Para pakar juga memastikan bahwa kekuatan daya ledak meteor tersebut sama dengan 460 kiloton TNT atau setara dengan 30 bom atom yang memukul kota Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II.

Dengan demikian, dalam sejarah manusia modern, meteor Chelyabinsk merupakan tumbukan meteor kedua terbesar pada Bumi. Peringkat pertama tetap diduduki peristiwa tumbukan Tunguska pada tahun 1908.

Perbandingan tumbukan meteor lain terjadi di langit Sulawesi pada 2009 dengan daya ledak sekitar 50 kiloton. Diperkirakan, ledakan meteor seperti di Chelyabinsk hanya terjadi sekali dalam seabad. Sementara, tumbukan macam Tunguska hanya terjadi sekali dalam beberapa abad.
(Andrew Fazekas. National Geographic News)

National Geographic

Share this:

ABOUTAUTHOR

Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar