Ilustrasi sabuk asteroid
Astronomy Event - Ada 8 planet di tata surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Namun jika kalian melihat antara Mars dan Jupiter terlihat keanehan. Di celah sepanjang 550 juta kilometer ini terletak banyak asteroid yang sangat banyak mengitari Matahari dengan membentuk sebuah sabuk, inilah sabuk asteroid. Di luar orbit Neptunus terdapat sabuk campuran asteroid dan planet kerdil yang disebut Sabuk Kuiper.
Namun terlihat aneh jika kedua sabuk ini ada terutama sabuk asteroid. Sabuk asteroid ada di antara planet (Mars dan Jupiter) daripada sebuah satu planet. Mengapa tata surya bisa memiliki kedua sabuk ini? Pertama, kita harus kembali pada saat tata surya kita masih bayi.
Pada jaman dahulu kala, tata surya bukanlah apa-apa kecuali satu bintang dan piringan batu dan gas yang mengitarinya. Setelah beberapa juta tahun kemudian, planet-planet terbentuk. Pada saat itu, sabuk asteroid memiliki jumlah asteroid 100 kali lebih banyak daripada saat ini. Bagaimana bisa sabuk asteroid menjadi lebih sedikit? Jawabanya kakak terbesar Bumi, Jupiter.
Jupiter memiliki gravitasi yang sangat kuat. Pada saat selesai terbentuk, Jupiter sangat dekat dengan sabuk asteroid sehingga gravitasi Jupiter melemparkan sebagian besar asteroid di sabuk asteroid keluar dari tata surya. asteroid-asteroid di sabuk asteroid menjadi sedikit dan satu asteroid terpisah beberapa km dari asteroid terdekat sehingga tumbukan asteroid yang menciptakan planet akan sangat sangat jarang terjadi.
Asteroid besar seperti Juno, Pallas, Vesta dan planet kerdil Ceres merupakan hasil protoplanet (planet yang sedang terbentuk) namun gagal menjadi planet karena tiba-tiba sangat sedikit asteroid tersisa sebagai bahan pembentuk saat mereka terbentuk.
Kita beralih ke Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper dinamai setelah Gerard Kuiper. Sabuk Kuiper ada karena dengan cara yang sama dengan sabuk asteroid.
Dulu, Sabuk Kuiper memiliki asteroid jauh lebih banyak daripada saat ini. Namun, karena adanya gravitasi Jupiter dan Saturnus, Neptunus terlempar ke orbit yang lebih jauh hingga sampai ke Sabuk Kuiper. Gravitasi Neptunus mengacak-acak dan memporandakan jalur asteroid di Sabuk Kuiper. Sebagian besar terlempar keluar dari tata surya.
Tidak seperti Sabuk Asteroid. Sabuk Kuiper memiliki banyak planet kerdil di dalamnya. Ini membuktikan, proses pembentukan planet di sabuk ini berjalan lebih lama daripada di Sabuk Asteroid. Artinya, Sabuk Kuiper teracak-acak oleh Neptunus beberapa juta tahun setelah Sabuk Asteroid teracak-acak oleh Jupiter.
Namun, tidak semua asteroid yang terlempar meninggalkan tata surya selamanya. Sebagian besar bisa kembali lagi menuju tata surya mengorbit matahari sebagai sebuah komet dengan peroide jutaan hingga milyaran tahun. Asteroid yang terlempar yang berada di luar tata surya membentuk Awan Oort.
Itulah kisah tentang Sabuk Asteroid, Sabuk Kuiper dan Awan Oort. Saat ini, sudah ratusan ribu asteroid ditemukan berada di Sabuk Asteroid. Namun di Sabuk Kuiper, kita hanya menemukan ribuan benda langit di Kuiper Belt (KBO atau Kuiper Belt Object) yang ditemukan. Dipercaya ada ratusan ribu objek berukuran lebih dari 100 km ada di Kuiper Belt.
Jadi, masih ada banyak kesempatan untuk menjadi penemu benda langit di tata surya kita.
ABOUTAUTHOR
Hi! Kalian boleh panggil aku "Admin N". Aku yang ada dibalik pembuatan post, pengembangan blog, dan yang suka ngetik-ngetik Tweet di Twitter dan status di Facebook. Support Astronomy Event terus ya! Dan juga support perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!
selalu suka dengan info yang diberikan
BalasHapusspesifikasi komatsu pc400